Makasar, NEWSCEOACEH.COM – Pada Hari Jadi Provinsi Sulawesi Selatan ke-353, kegiatan dihari kedua dilanjutkan talkshow mengulik lebih dalam sagu dan produk olahannya, yang memberikan kontribusinya terhadap program diversifikasi pangan lokal.
“Talkshow ini sebagai tindaklanjut arahan Menteri Pertanian untuk menumbuhkembangkan potensi dan menemukan strategi yang tepat untuk menguatkan diversifikasi pangan lokal berbasis sagu, yang akan berdampak positif terhadap ketahanan pangan nasional dan pendapatan petani tentunya,” ujar Andi Nur Alam Syah, Direktur Jenderal Perkebunan saat membuka talkshow dengan tema Diversifikasi Pangan Lokal Sagu Dalam Menghadapi Krisis Pangan Dunia, narasumber Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov. Sulawesi Selatan, Kepala Puslitbang Sagu LPPM Unhas, Prof. Dr. Ir. Dorothea Agnes Rampisela, M.Sc., Pakar sagu Universitas IPB, Prof. Dr. Ir. H. M. Hasjim Bintoro, M.Agr, Business Development Director PT. Bangka Asindo Agri, Harry Pujiansyah (21/10).
Andi Nur menambahkan, Kebijakan pengembangan Sagu nasional (Sagunesia, sagu untuk Indonesia) berupa Pengembangan sagu untuk kemandirian pangan lokal menghasilkan tepung sagu dengan memberikan bantuan UPH dan alat pengolahan sagu skala poktan, Pengembangan tepung sagu untuk substitusi Impor dalam kegiatan tahun 2022-2024, dan Pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal/skala rumah tangga, serta Pengembangan sagu untuk menghasilkan bio-etanol.
“Selain kebijakan tersebut, kita juga harus membuka peluang akses pasar yang jelas dan luas, ke mancanegara. Saat ini yang menjadi 4 negara tujuan ekspor utama sagu Indonesia dengan kontribusi sebesar 99,76% dari total ekspor sagu Indonesia ke dunia seperti Malaysia, Jepang, China dan Korea Selatan. Dari data Ditjen Perkebunan yang ada, Untuk perdagangan ekspor saat ini tercatat Ekspor sagu nasional tahun 2021 mencapai 13.190 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 2,47 juta,” Lanjut Andi Nur.
Andi Nur menjelaskan, Direktorat Jenderal Perkebunan dalam mendukung hilirisasi sagu tahun 2022 mengalokasikan kegiatan fasilitasi alat pengolahan sagu seperti Alat pemarut sagu, Alat pemeras sagu dan alat penepung sagu dengan total 18 unit sarana fasilitasi pengolahan sagu di 12 kabupaten/ kota dan 19 unit prasarana fasilitasi pengolahan sagu di 13 kabupaten/kota.
Kementerian Pertanian mengapreasiasi semangat para petani, pelaku usaha sagu, pemerintah daerah, pakar sagu nasional, dan semua pihak terkait yang telah peduli terhadap peningkatan nilai tambah sagu menjadi olahan pangan sehat, dan bersedia hadir disini untuk berdiskusi dengan kita semua tentang diversifikasi pangan lokal berbasis sagu ini.
Pada kesempatan yang sama, Kemal Redindo Syahrul Putra, Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Prov. Sulawesi Selatan, menegaskan, bahwa kita harus memiliki strategi pengembangan sagu, berupa identifikasi potensi lahan, pembinaan pelatihan sagu, bantuan alat, dan lainnya. Sulawesi Selatan terbukti memiliki potensi menjadi penyumbang kebutuhan pangan nasional. Kita harus mengajarkan kepada seluruh masyarakat yang ada khususnya kepada generasi muda agar tertarik dengan sagu sebagai pangan sehat sehingga diversifikasi pangan bisa tercapai. “Sulawesi Selatan memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produk lokal dan produk olahan sagu baru, serta kemasan harus lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan talkshow hari ini bisa menghasilkan agenda aksi yang bisa segera ditindaklanjuti dengan langkah nyata untuk membantu pelaku usaha sagu. Selain itu bisa menjadi penyangga badan usaha yang akan kita bangun. Kita semua perlu bersinergi untuk mendorong badan usaha sagu,” katanya.