Home / Breaking News

Jumat, 21 November 2025 - 10:22 WIB

KunjunganMahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry ke TNCC Banda Aceh

REDAKSI - Penulis Berita

Banda Aceh, 20 November 2025 – Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Program Studi Psikologi, melaksanakan observasi danpengajaran langsung ke SLB TNCC, Banda Aceh. Kegiatan inimerupakan bagian dari praktik kuliah lapangan pada mata kuliahPsikologi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Kegiatan tersebutdi pandu oleh Bapak Harri Santoso, S.Psi., M.Ed., selaku dosenpengampu mata kuliah, sekaligus penghubung antara kampusdan pihak sekolah. Kunjungan ini diharapkan dapat memberikanpengalaman nyata bagi mahasiswa dalam mempraktikkan teoriyang sudah diperlajari di kampus.

Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masihmenjadi perhatian penting di Indonesia, termasuk Aceh. Meskikebijakan nasional menegaskan bahwa setiap anak berhakmendapat layanan pendidikan yang sesuai kebutuhannya, keterbatasan guru khusus, fasilitas, dan pemahaman masyarakatmasih menjadi tantangan. SLB TNCC hadir sebagai lembagayang memberikan layanan pembelajaran terarah dan individual bagi anak-anak dengan hambatan perkembangan. Karena itu, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan observasi danpengajaran sangat berarti untuk mendukung penguatanpendidikan ABK di Aceh.

Dalam mata kuliah Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, mahasiswa tidak hanya mempelajari teori mengenaikarakteristik, kebutuhan, dan pendekatan intervensi, tetapi juga diharapkan dapat memahami dan mempraktikan langsung secaranyata. Oleh karena itu, dosen pengampu memfasilitasimahasiswa untuk dapat melakukan observasi dan pengajaranlangsung kepada anak-anak yang berkebutuhan.

Setibanya di SLB TNCC Banda Aceh, rombongan mahasiswadisambut oleh pihak sekolah yang menjelaskan profil lembaga, jumlah siswa, jenis kebutuhan khusus yang ditangani, sertagambaran umum proses pembelajaran yang berlangsung setiaphari. Untuk mengoptimalkan proses observasi dan pengajaranmahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan ditempatkandi setiap kelas yang ada di SLB TNCC Banda Aceh.

Penulis sendiri mendapatkan kesempatan untuk melakukanobservasi dan pengajaran di kelas 2, yang terdiri dari anak-anakautism dan tunagrahita. Pengalaman berinteraksi dan mengajardi kelas tersebut memberikan gambaran nyata mengenaitantangan sekaligus keunikan dalam proses belajar-mengajarbagi ABK. Interaksi dengan anak-anak kelas 2 menjadipengalaman yang memperkaya pemahaman teoritis yang sebelumnya hanya dipelajari lewat literatur dan penjelasandalam kelas perkuliahan.

Baca Juga :  Mahasiswa KKN Kelompok 265 Universitas Malikussaleh Edukasi Anak TK Al-Farisyi Melalui Teras Belajar

Anak dengan autisme memperlihatkan pola komunikasi yang terbatas, kebutuhan akan rutinitas, serta sensitivitas terhadapsuara atau sentuhan. Sementara itu, anak dengan tunagrahitamenunjukkan kebutuhan akan instruksi sederhana, pengulangan, serta bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dasar. Kondisi inilah yang menuntut mahasiswa untuk menerapkanpendekatan pembelajaran yang lebih sabar, bertahapdan adaptif.

Untuk memahami kondisi sekolah secara lebih mendalam, mahasiswa juga melakukan wawancara dengan guru kelassebagai bagian dari kegiatan observasi. Penulis berkesempatanberbincang dengan Marhamah, seorang guru di SLB TNCC yang telah mengabdi hampir empat tahun. Meski berlatarbelakang pendidikan FKIP Kimia, Marhamah menyatakanbahwa mengajar di SLB TNCC merupakan tantangan luar biasayang menghadirkan pengalaman yang sepenuhnya berbeda darilingkungan sekolah reguler. Karena basic mengajar biasanyaanak-anak SMA biasa, saat mengajar di SLB tentunyamembutuhkan penyesuaian dan membutuhkan waktu dalampenyesuaian diri,” ujarnya. Saya harus belajar ulang bagaimanamemahami perilaku mereka, bagaimana merespons, serta gayabelajar yang efektif untuk diberikan kepada si anak”.

Tantangan yang ia hadapi bukan hanya terkait metode mengajar, tetapi juga bagaimana memahami karakteristik setiap anak yang memiliki kebutuhan unik dan ritmeperkembangan yang beragam. Meskipun menghadapi berbagaitantangan, seiring waktu ia mampu menyesuaikan diri denganlingkungan sekolah dan memahami ritme pembelajaran anakberkebutuhan khusus.

Ia juga menjelaskan bahwa selain pembelajaran akademik, anak-anak juga diajak membuat berbagai kerajinan dari bahan daurulang seperti ecobrick, memasak, serta bekerja dalam kelompokkecil untuk melatih kerja sama dan kemandirian. Program-program kreatif ini dirancang untuk membantu anakmengembangkan kemampuan motorik, sosial, dan kognitifmelalui kegiatan yang menyenangkan. Marhamah menuturkanbahwa aktivitas tersebut telah disesuaikan dengan kurikulumsekolah. Setiap semester biasanya ada program kreativitas. Tahun ini, misalnya, anak-anak membuat ecobrick. Jadi sambilmenunggu waktu, mereka kami arahkan untuk membuatkerajinan,” ujarnya.

Bagi mahasiswa, pengalaman langsung ini menjadi refleksipenting mengenai betapa luasnya dunia anak berkebutuhankhusus. Banyak dari mahasiswa yang awalnya hanya memahamikondisi ABK melalui buku, hasil penelitian, atau penjelasanteoritis, kini bisa melihat secara nyata bagaimana karakteristiktersebut muncul dalam perilaku sehari-hari. Penulis merasakanbahwa proses mengajar di kelas 2 memberikan banyakpembelajaran emosional dan profesional. Tantangan seperti anakyang tiba-tiba kehilangan fokus, kesulitan mengikuti instruksi, hingga perilaku spontan yang tidak terduga, mengajarkanpentingnya kesabaran, fleksibilitas, dan kreativitas dalammemberikan pembelajaran. Dalam refleksi pribadi, penulismenyadari bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman yang jauh lebih luas tentang peran pendidik bagi anak berkebutuhankhusus. Mengajar di kelas ABK bukan hanya tentangmenyampaikan materi, tetapi tentang membangun relasi, memahami emosi anak, dan menciptakan lingkungan yang amanbagi mereka untuk berkembang. Pengalaman tersebut membuatpenulis lebih menghargai dedikasi guru yang setiap harimenghadapi kondisi yang kompleks, namun tetap berusahamemberikan yang terbaik bagi siswanya. Kegiatan ini juga memperkuat motivasi penulis untuk terus mendalami bidangpsikologi perkembangan, khususnya yang berkaitan dengankebutuhan khusus, serta menumbuhkan kesadaran bahwa setiapperubahan kecil yang ditunjukkan anak adalah hasil dari proses panjang yang patut diapresiasi.

Baca Juga :  PT Pertamina Geothermal Energy Tbk dan PEMA Siap Lakukan Pengeboran Panas Bumi di Seulawah Agam

Kunjungan ini menjadi jembatan antara teori dan praktik, sekaligus menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengasahempati, analisis, dan keterampilan interaksi dengan anakberkebutuhan khusus. Pendampingan dosen selama kegiatanjuga memberikan dukungan akademik yang penting, membantumahasiswa menganalisis perilaku anak dengan perspektifpsikologi perkembangan yang tepat. Kegiatan ini diharapkandapat membentuk kompetensi dasar bagi mahasiswa Psikologidalam memahami dunia pendidikan inklusif dan menumbuhkankepedulian profesional terhadap pemenuhan hak-hak anakberkebutuhan khusus.Secara keseluruhan, kunjungan ke SLB TNCC Banda Aceh memberikan pengalaman yang tidak hanyamemperkaya pengetahuan mahasiswa, tetapi juga membangunkesadaran bahwa pendidikan anak berkebutuhan khususmemerlukan dukungan dari berbagai pihak. Guru, mahasiswa, lembaga pendidikan, dan masyarakat memiliki peran bersamadalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah, aman, danmendukung perkembangan anak. Melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan dapat terinspirasi untuk terus mendalamibidang psikologi perkembangan dan berkontribusi dalampenguatan pendidikan inklusif di Aceh maupun Indonesia.

Share :

Baca Juga

Breaking News

Mahasiswa KKN UNIMAL Lakukan Sosialisasi Pembelajaran di SDN 15 Desa Paya Bili, Muara Dua, Kota Lhokseumawe

Breaking News

Sosialisasi Pangan Sehat, Masa Depan Cerah untuk Siswa SD Negeri 3 Muara Dua

Breaking News

KKJ Sikapi Penganiayaan Jurnalis di Pijay

Breaking News

Gaji Veteran Untuk Kombatan

Breaking News

HIMAKO Gelar Seminar Pengelolaan Website untuk Generasi Digital

Breaking News

Maskapai Dunia Ramai-Ramai Batalkan Penerbangan Imbas Ketegangan Iran-AS

Breaking News

Hari Pendidikan Nasional di Kabupaten Aceh Tenggara

Breaking News

H. Julkifli M.Pd Dilantik Sebagai Ketum PERSIKAP Aceh Tenggara