KUTACANE, NEWSCEOACEH.COM – Setelah berita dimuat di salah satu media online, Kepsek SMK PP Kutacane meminta wartawan yang menulis berita tentang pencopotan kepsek SMK PP Kutacane untuk datang ke sekolah dan duduk bersama guru, wali siswa, serta komite untuk menjelaskan mengenai juknis dana bos, SOP, dan LPJ pertanggungjawabannya.
Namun, saat dikonfirmasi, Habibie berada di Jakarta dan akan pergi ke Aceh untuk mengkonfirmasi dengan Kadistanbun Aceh.
Sementara itu, Kepsek SMK PP mempersilakan untuk konfirmasi dengan Kadistanbun, Kadisdik Aceh, dan Inspektorat agar pertanggungjawaban keuangan menjadi jelas, karena Inspektorat Aceh memeriksa hal tersebut setiap tahun.
Kepsek yang sering dipanggil “Mtis” bersedia dicopot sesuai prosedur, dan praduga tak bersalah bisa diverifikasi untuk menghindari timbulnya fitnah.
Kepsek juga meminta dan telah memberikan hak jawab sesuai dengan kode etik jurnalistik dan kaedah kewartawanan.
Ia meyakini bahwa Habibie, wartawan senior yang memuat berita tersebut, meliput dengan seimbang walaupun judulnya bombastis.
Diduga berita tersebut tidak berdasarkan investigasi karena wartawan tidak datang ke sekolah untuk melihat papan dana bos dan dokumen valid.
Diduga ada pihak yang memiliki kepentingan dengan berita tersebut atau ada oknum yang mencemarkan nama baik Kepsek terbaik kedua di Aceh ini, yang juga merupakan penerima penghargaan pelayanan publik Abdi Bakti Tani berprestasi utama dari Kementerian Pertanian serta sekolah aktif literasi terbaik nasional.
Kepala sekolah SMK PP Kutacane yakin wartawan tersebut telah lulus Uji Kompetensi Wartawan dari Dewan Pers dan merupakan wartawan senior di Aceh Tenggara.
Terlebih lagi, beritanya cukup bagus dan narasinya menarik untuk dibaca. Selain itu, wartawan ini juga tergabung dalam Persatuan Wartawan Aceh (PWA) sebagai wadah resmi wartawan.