Banda Aceh – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo resmi menunjuk Brigadir Jenderal Polisi Marzuki Ali Basyah sebagai Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, menggantikan Irjen Pol Achmad Kartiko.
Penunjukan tersebut tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025. Brigjen Marzuki, yang merupakan putra asli Pidie, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh sejak 3 April 2024.
Profil Singkat Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah
Marzuki Ali Basyah lahir di Tangse, Kabupaten Pidie, pada 20 Juni 1968. Ia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 dan telah menempuh berbagai jenjang pendidikan kepolisian seperti PTIK (1996), Sespim (2006), dan Sespimti (2017).
Perwira tinggi Polri berpangkat bintang satu ini telah berkarier di berbagai wilayah, termasuk di Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan tentu saja Aceh.
Dalam rekam jejaknya, Marzuki pernah menjabat sebagai:
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) Polres Aceh Utara (1998)
PS. Parik Lantas Itwasda Polda Aceh (1999)
Karo SDM Polda Aceh (2016)
Irwasda Polda Aceh (2020)
Kepala BNN Provinsi Gorontalo (2023)
Kepala BNN Provinsi Aceh (2024)
Di luar Aceh, Brigjen Marzuki juga pernah dipercaya menjadi Kapolres di beberapa wilayah di Polda Sumatera Utara, di antaranya Kapolres Dairi, Kapolres Binjai, Kapolres Simalungun, dan Kapolres Asahan.
Penghargaan
Atas dedikasinya selama lebih dari tiga dekade di institusi Polri, Marzuki telah menerima berbagai tanda jasa seperti:
Bintang Bhayangkara Nararya
Satyalancana Pengabdian (8, 16, dan 24 tahun)
Satyalancana Ksatria Bhayangkara
Satyalancana Dharma Nusa
Satyalancana Seroja
dan sejumlah penghargaan operasional dan pendidikan lainnya.
Komitmen untuk Aceh
Sebagai putra daerah, penunjukan Marzuki Ali Basyah sebagai Kapolda Aceh diharapkan membawa angin segar dalam penegakan hukum dan pelayanan publik di Tanah Rencong. Pengalaman dan pemahamannya terhadap kondisi sosial serta budaya Aceh menjadi modal penting dalam menjalankan tugas barunya.