Home / Pendidikan

Minggu, 23 November 2025 - 11:57 WIB

Implementasi Praktek Psikologi UIN Ar_Raniry ABK di TNCC Banda Aceh

REDAKSI - Penulis Berita

Implementasi Praktik Psikologi ABK : Kunjungan Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry ke
TNCC Banda Aceh

Banda Aceh, newsceoaceh.com.

Mahasiswa UIN Ar-Raniry, Program Studi Psikologi,
melaksanakan observasi dan pengajaran langsung ke SLB TNCC, Banda Aceh, 20/11Kegiatan ini
merupakan bagian dari praktik kuliah lapangan pada mata kuliah Psikologi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK). Kegiatan tersebut di pandu oleh Bapak Harri Santoso, S.Psi., M.Ed., selaku dosen
pengampu mata kuliah, sekaligus penghubung antara kampus dan pihak sekolah. Kunjungan ini
diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam mempraktikkan teori
yang sudah diperlajari di kampus.
Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) masih menjadi perhatian penting di
Indonesia, termasuk Aceh. Meski kebijakan nasional menegaskan bahwa setiap anak berhak
mendapat layanan pendidikan yang sesuai kebutuhannya, keterbatasan guru khusus, fasilitas, dan
pemahaman masyarakat masih menjadi tantangan. SLB TNCC hadir sebagai lembaga yang
memberikan layanan pembelajaran terarah dan individual bagi anak-anak dengan hambatan
perkembangan. Karena itu, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan observasi dan pengajaran
sangat berarti untuk mendukung penguatan pendidikan ABK di Aceh.
Dalam mata kuliah Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus, mahasiswa tidak hanya mempelajari
teori mengenai karakteristik, kebutuhan, dan pendekatan intervensi, tetapi juga diharapkan dapat
memahami dan mempraktikan langsung secara nyata. Oleh karena itu, dosen pengampu
memfasilitasi mahasiswa untuk dapat melakukan observasi dan pengajaran langsung kepada anak￾anak yang berkebutuhan.
Setibanya di SLB TNCC Banda Aceh, rombongan mahasiswa disambut oleh pihak sekolah yang
menjelaskan profil lembaga, jumlah siswa, jenis kebutuhan khusus yang ditangani, serta gambaran
umum proses pembelajaran yang berlangsung setiap hari. Untuk mengoptimalkan proses observasi
dan pengajaran mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan ditempatkan di setiap kelas
yang ada di SLB TNCC Banda Aceh.
Penulis sendiri mendapatkan kesempatan untuk melakukan observasi dan pengajaran di kelas 2,
yang terdiri dari anak-anak autism dan tunagrahita. Pengalaman berinteraksi dan mengajar di kelas
tersebut memberikan gambaran nyata mengenai tantangan sekaligus keunikan dalam proses
belajar-mengajar bagi ABK. Interaksi dengan anak-anak kelas 2 menjadi pengalaman yang
memperkaya pemahaman teoritis yang sebelumnya hanya dipelajari lewat literatur dan penjelasan
dalam kelas perkuliahan.
Anak dengan autisme memperlihatkan pola komunikasi yang terbatas, kebutuhan akan rutinitas,
serta sensitivitas terhadap suara atau sentuhan. Sementara itu, anak dengan tunagrahita
menunjukkan kebutuhan akan instruksi sederhana, pengulangan, serta bantuan dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik dasar. Kondisi inilah yang menuntut mahasiswa untuk
menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih sabar, bertahap, dan adaptif.
Untuk memahami kondisi sekolah secara lebih mendalam, mahasiswa juga melakukan wawancara
dengan guru kelas sebagai bagian dari kegiatan observasi. Penulis berkesempatan berbincang

Baca Juga :  Kwarnas Pramuka Diminta Serius Tangani Kasus Kekerasan Seksual di Kegiatan Raimuna Nasional

Marhamah, seorang guru di SLB TNCC yang telah mengabdi hampir empat tahun. Meski

berlatar belakang pendidikan FKIP Kimia, Marhamah menyatakan bahwa mengajar di SLB TNCC

merupakan tantangan luar biasa yang menghadirkan pengalaman yang sepenuhnya berbeda dari

lingkungan sekolah reguler. “Karena basic mengajar biasanya anak-anak SMA biasa, saat

mengajar di SLB tentunya membutuhkan penyesuaian dan membutuhkan waktu dalam

penyesuaian diri,” ujarnya. “Saya harus belajar ulang bagaimana memahami perilaku mereka,

bagaimana merespons, serta gaya belajar yang efektif untuk diberikan kepada si anak”.

Tantangan yang ia hadapi bukan hanya terkait metode mengajar, tetapi juga bagaimana memahami

karakteristik setiap anak yang memiliki kebutuhan unik dan ritme perkembangan yang beragam.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seiring waktu ia mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan sekolah dan memahami ritme pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

Ia juga menjelaskan bahwa selain pembelajaran akademik, anak-anak juga diajak membuat

berbagai kerajinan dari bahan daur ulang seperti ecobrick, memasak, serta bekerja dalam

kelompok kecil untuk melatih kerja sama dan kemandirian. Program-program kreatif ini dirancang

untuk membantu anak mengembangkan kemampuan motorik, sosial, dan kognitif melalui kegiatan

yang menyenangkan. Marhamah menuturkan bahwa aktivitas tersebut telah disesuaikan dengan

kurikulum sekolah. “Setiap semester biasanya ada program kreativitas. Tahun ini, misalnya, anak￾anak membuat ecobrick. Jadi sambil menunggu waktu, mereka kami arahkan untuk membuat

kerajinan,” ujarnya.

Bagi mahasiswa, pengalaman langsung ini menjadi refleksi penting mengenai betapa luasnya

dunia anak berkebutuhan khusus. Banyak dari mahasiswa yang awalnya hanya memahami kondisi

Baca Juga :  SMK-PP Negeri Kutacane dan Universitas Gunung Leuser Jalin Kerja Sama Strategis

ABK melalui buku, hasil penelitian, atau penjelasan teoritis, kini bisa melihat secara nyata

bagaimana karakteristik tersebut muncul dalam perilaku sehari-hari. Penulis merasakan bahwa

proses mengajar di kelas 2 memberikan banyak pembelajaran emosional dan profesional.

Tantangan seperti anak yang tiba-tiba kehilangan fokus, kesulitan mengikuti instruksi, hingga

perilaku spontan yang tidak terduga, mengajarkan pentingnya kesabaran, fleksibilitas, dan

kreativitas dalam memberikan pembelajaran.

Dalam refleksi pribadi, penulis menyadari bahwa kegiatan ini memberikan pemahaman yang jauh

lebih luas tentang peran pendidik bagi anak berkebutuhan khusus. Mengajar di kelas ABK bukan

hanya tentang menyampaikan materi, tetapi tentang membangun relasi, memahami emosi anak,

dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk berkembang. Pengalaman tersebut

membuat penulis lebih menghargai dedikasi guru yang setiap hari menghadapi kondisi yang

kompleks, namun tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya. Kegiatan ini juga

memperkuat motivasi penulis untuk terus mendalami bidang psikologi perkembangan, khususnya

yang berkaitan dengan kebutuhan khusus, serta menumbuhkan kesadaran bahwa setiap perubahan

kecil yang ditunjukkan anak adalah hasil dari proses panjang yang patut diapresiasi.

Kunjungan ini menjadi jembatan antara teori dan praktik, sekaligus menjadi sarana bagi

mahasiswa untuk mengasah empati, analisis, dan keterampilan interaksi dengan anak

berkebutuhan khusus. Pendampingan dosen selama kegiatan juga memberikan dukungan

akademik yang penting, membantu mahasiswa menganalisis perilaku anak dengan perspektif

psikologi perkembangan yang tepat. Kegiatan ini diharapkan dapat membentuk kompetensi dasar

bagi mahasiswa Psikologi dalam memahami dunia pendidikan inklusif dan menumbuhkan

kepedulian profesional terhadap pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus.

Secara keseluruhan, kunjungan ke SLB TNCC Banda Aceh memberikan pengalaman yang tidak

hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa, tetapi juga membangun kesadaran bahwa pendidikan

anak berkebutuhan khusus memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Guru, mahasiswa, lembaga

pendidikan, dan masyarakat memiliki peran bersama dalam menciptakan lingkungan belajar yang

ramah, aman, dan mendukung perkembangan anak. Melalui pengalaman ini, mahasiswa

diharapkan dapat terinspirasi untuk terus mendalami bidang psikologi perkembangan dan

berkontribusi dalam penguatan pendidikan inklusif di Aceh maupun Indonesia.

Share :

Baca Juga

Pendidikan

SMK-PP Negeri Kutacane Mengunjungi PT. Kubota Semarang

Pendidikan

SMK PP Negeri Kutacane Mengadakan Temu dan Pelatihan Penulis

Daerah

SMK PP Kutacane galang dana untuk korban banjir

Pendidikan

UBBG Raih 43 Medali di POMDA Aceh

Pendidikan

SMK-PP Negeri Kutacane dan Universitas Gunung Leuser Jalin Kerja Sama Strategis

Pendidikan

Pramuka Transplantasi Terumbu Karang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Pendidikan

Kesiswaan SMK PP kutacane fokus pembinaan karakter.

Daerah

Ribuan Masyarakat Aceh Hadiri Maulid Nabi Digelar TIM Pasar Minggu