BANDA ACEH,CEOACEH.COM – Kita semua dihadapkan pada situasi global yang sangat tidak menentu terkait dengan perekonomian dan inflasi, dan dampaknya sudah terasa pula hingga ke Indonesia, bahkan Aceh. Oleh sebab itu, hal ini patut menjadi perhatian stakeholder perhubungan karena sektor transportasi berperan secara langsug terhadap pengendalian inflasi.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal saat memberi sambutan dalam pertemuan guna membahas berbagai upaya pengendalian inflasi pada sektor transportasi di Ruang Multimoda Dishub Aceh, Rabu, 2 November 2022.
Dalam pertemuan itu, Teuku Faisal menegaskan bahwa sektor perhubungan harus mempunyai inovasi-inovasi yang mampu dilakukan sehingga memastikan arus barang dan jasa bisa berjalan lancar dan tidak terkendala.
Salah satu upaya yang telah dilakukan pada sub sektor penyeberangan misalnya, kata Teuku Faisal, Dishub Aceh ingin memastikan tidak ada kapal yang docking (perawatan) pada saat akhir tahun. Hal ini guna memastikan distribusi barang maupun orang (wisatawan) pada masa liburan akhir tahun dan Nataru 2023 bisa berjalan dengan lancar.
“Tentu banyak hal juga yang harus diimprovisasi dan diinovasi oleh Bapak/Ibu sekalian di Kabupaten/Kota sehingga peran perhubungan mampu mendukung pengendalian inflasi daerah,” kata Teuku Faisal.
Di samping itu, Teuku Faisal mengungkapkan bahwa di Aceh terdapat anggaran subsidi angkutan transportasi sebesar 107.8 miliar setiap tahunnya yang berasal dari APBN, APBA, maupun APBK. Subsidi angkutan terdapat pada semua moda transportasi di Aceh, baik angkutan darat, angkutan udara, angkutan kereta api, serta angkutan laut dan penyeberangan.
“Ini menjadi tugas kita untuk lebih mengintensifkan sosialisasi bagi masyarakat maupun pelaku usaha di Aceh agar kemudahan-kemudahan yang telah disediakan oleh Pemerintah ini dapat dimaksimalkan secara optimal, sehingga inflasi di Aceh dapat kita tekan semaksimal mungkin,” tutur Teuku Faisal.
Sementara itu, Yon Widiyono, Kepala Tim Perumusan KEKDA Provinsi dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, selaku narasumber dalam acara ini menyebutkan bahwa sektor transportasi turut berperan penting dalam pengendalian inflasi di daerah, terutama pada aspek kelancaran distribusi.
Berdasarkan Peta Jalan (Roadmap) Pengendalian Inflasi Nasional 2022-2024, kata Widiyono, terdapat program peningkatan dan pengembangan
infrastruktur konektivitas antar wilayah guna mendukung logistik bahan pangan.
Mengenai peran transportasi terhadap pengendalian inflasi, ungkap Widiyono, dapat dilakukan kerjasama antar daerah (KAD) dalam rangka mendukung ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi. “Selain itu, juga diperlukan inovasi sistem logistik dan
pembangunan sistem logistik daerah guna mendukung pengendalian inflasi,” kata dia.
Widiyono juga membeberkan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pihaknya (Bank Indonesia Provinsi Aceh) bersama Pemerintah Aceh, serta Pemerintah Kabupaten/Kota se-Aceh. Seperti mencanangkan program unggulan tanggap inflasi pada komoditas pangan, salah satunya adalah upaya perbaikan mekanisme distribusi pasokan komoditas pangan.
Pertemuan yang berlangsung cukup santai ini dihadiri oleh para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh, perwakilan Biro Perekonomian Setda Aceh, serta para pelaku transportasi di Aceh, seperti Ketua DPD Organda Aceh, GM Perum DAMRI Cabang Banda Aceh, dan perwakilan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh.
Para Kadishub Kabupaten/Kota juga menyampaikan pandangan dan upaya-upaya yang telah mereka lakukan guna mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing. Di samping itu, para pelaku transportasi juga memberi masukan-masukan terkait pengendalian inflasi di sektor transportasi Aceh. (AM)
Sumber: https://dishub.acehprov.go.id/